Oknum Wartawan Berinisial OV Diduga Sering Minta Jatah Dari Gudang BBM Ilegal, Desri Nago: Seharusnya Profesional dan Tidak Menyimpang dari Kode Etik Jurnalistik

Berita, Palembang17 Dilihat

Palembang | DutaExpose.com – Terkait Oknum wartawan berinisial OV diduga menyimpang dari kode etik jurnalistik terkait pemberitaan di media online infonews perihal BBM ilegal secara tidak profesional.

Dalam hal ini Ketua Umum Lembaga Pemerhati Organisasi Ekonomi Republik Indonesia (POSE RI), Desri Nago, SH angkat bicara terkait penberitaan tersebut.

“Pada oknum tersebut selalu ada kata embel-embel alias minta jatah, sama seperti biasa yang sudah saya katakan jangan ada embel-embel. Kalau memang untuk kebenaran jangan tebang pilih, namun Oknum Wartawan satu ini sudah menyimpang dari kode etik jurnalistik, menulis gudang BBM dengan tidak propesional, yang biasa meminta dengan pemilik gudang BBM tersebut, jadi anda menulis ini dibalik kemunafikan,”ujar Desri Nago.

Desri menegaskan, kalau ingin menulis ya menulis saja. Karena yang namanya BBM ilegal ini tidak asing lagi di Sumsel, silahkan kalau mau menulis ya menulis saja.

“Saya sudah sering diberitakan seperti ini dan sudah saya katakan berulang kali bahwa itu hak saya kalau mau mengambil kuasa individu baik didalam maupun diluar pengadilan. Terkait klien mau usaha apa ya silahkan. Silahkan menulis secara profesional,” tegas Desri.

Desri menyebut, kalau mau meminta jatah silahkan, kalau menulis silakan menulis tetapi jangan ada embel-embel.

”Kalau mau melakukan kontrol silahkan. Karena saya sudah katakan berulang kali saya juga sebelum di advokat saya seorang aktivis dan media,” terang Desri Nago.

“Saya tidak munafik, sudah saya katakan berulang kali saya bukan orang yang bersih-bersih sangat, tidak lupa dari kesalahan di lapangan dan kekhilafan, saya tidak munafik. Sudah saya katakan berulang-ulang janganlah kita sok bersih padahal menumpang hidup, ibarat ulat menumpang hidup dibatang yang busuk. Jadi untuk saudari OV bukan hanya anda yang bisa menulis, wartawan lainpun bisa menulis dan siapapun bisa menulis, saya tegaskan anda tidak profesional,” ungkap Desri Nago.

‘Jadi kalau anda menulis kami pun bisa menulis. Kalau boleh saya mengaku diri saya profesional, saya advokat. Kalau mau ngambil klien individu yang sudah diatur dalam UU Advokat, terkait klien saya mau usaha apa itu hak dia, dia sudah tahu resikonya, itu dalam tulisan saya, saya katakan kalau mau kontrol sosial dan mau aksi pun memang dasarnya saya aktivis, siap mendukung. Bukan berarti saya orang yang bersih, saya mengerti persoalan BBM ilegal yang ada di Sumatera Selatan ini,” sambung Desri Nago.

“Sekali lagi, saya katakan saudara tidak profesional, anda menulis ini di balik kemunafikan, anda sudah biasa meminta, lantaran anda tidak mendapatkan uang pungutan sehingga anda menulis seperti itu,” tutup Desri.*