Sinergi Barantin dan Komisi IV DPR RI Dalam Meningkatkan Ekspor Komoditas Sumatera Selatan

Berita30 Dilihat

Palembang|DutaExpose.com – Badan Karantina Indonesia (Barantin) dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang Karantina Tumbuhan, Bambang dan Plt. Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumsel) Donni Muksydayan mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI masa reses persidangan II di laboratorium Karantina Sumsel pada Rabu (9/4). Kunjungan tersebut difokuskan untuk mengevaluasi kesiapan infrastruktur karantina dalam mendukung peningkatan ekspor komoditas unggulan Sumatera Selatan, sekaligus menampung berbagai aspirasi dari pelaku usaha setempat.

Saat meninjau fasilitas laboratorium, Ketua Tim Kunker, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman menyampaikan bahwa selain laboratorium yang telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2017, karantina juga perlu terus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas penjaminan mutu komoditas ekspor melalui pengujian laboratorium yang kompeten dan berstandar internasional.

Disamping itu, Komisi IV DPR RI juga menyatakan komitmennya untuk mendukung penguatan karantina melalui tiga langkah konkret, yaitu alokasi anggaran khusus untuk modernisasi peralatan karantina, penyusunan regulasi pendukung yang lebih komprehensif, dan penguatan sinergi antarlembaga terkait. Komisi IV DPR RI juga mendorong percepatan pengembangan infrastruktur karantina di berbagai titik strategis Sumatera Selatan.

Bambang menjelaskan, bahwa Barantin memiliki komitmen dalam menerapkan 4 pilar utama penguatan karantina sesuai arahan Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, yaitu penguatan regulasi, modernisasi sistem, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan penguatan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan sistem karantina yang berdaya saing global.

Sementara itu Donni Muksydayan menambahkan bahwa dari data sistem BEST TRUST tahun 2024, Karantina Sumsel telah menerbitkan 37.749 sertifikat karantina ekspor yang terdiri dari 21.934 sertifikat karantina tumbuhan, 10.140 sertifikat karantina hewan, dan 5.675 sertifikat karantina ikan. Sedangkan untuk komoditas unggulan seperti karet, volume ekspornya mencapai 913,4 ribu ton dan kopi sebanyak 191.081 ton.

Menurut Donni, Karantina Sumsel juga secara khusus mendorong peningkatan ekspor melalui beberapa inisiatif utama seperti Optimalisasi pelabuhan TERSUS untuk pengawasan karantina, Pembinaan intensif bagi calon eksportir UMKM, Pengembangan tempat pemrosesan sarang burung walet yang teregistrasi GACC China, dan penyamaan persyaratan masuk komoditas ternak antarprovinsi.

Bambang juga menjelaskan, bahwa saat ini karantina membutuhkan dukungan guna membangun sistem ketertelusuran guna memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor. Sistem tersebut sangat dibutuhkan guna memastikan asal-usul produk dan memudahkan proses verifikasi standar ekspor komoditas pertanian dan perikanan.

“Dengan sinergi kuat antarinstansi dan dukungan penuh dari Komisi IV DPR RI, kami optimis dapat meningkatkan kontribusi ekspor Sumatera Selatan pada tahun 2025, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (ndre)